Remedial dan Kurikulum Merdeka: Fleksibilitas Penilaian dan Konsep Pembelajaran yang Berulang

Konsep Remedial dan Kurikulum Merdeka memiliki keterkaitan yang erat. Dalam kerangka Kurikulum Merdeka, remedial tidak lagi dipandang sebagai hukuman atau pengulangan materi, melainkan sebagai bagian integral dari proses pembelajaran yang berkelanjutan. Penekanan diletakkan pada asesmen formatif yang berulang. Tujuannya adalah memastikan setiap siswa mencapai capaian pembelajaran minimum sesuai dengan kecepatannya sendiri, menunjang filosofi pembelajaran yang berpusat pada siswa.

Fleksibilitas penilaian adalah kunci utama dalam Kurikulum Merdeka. Guru didorong untuk tidak hanya mengandalkan nilai akhir, tetapi menggunakan berbagai metode asesmen untuk mengidentifikasi area kesulitan siswa. Berdasarkan data ini, program remedial dirancang secara personal. Pendekatan ini menghindari pengulangan seluruh materi, melainkan fokus pada konsep spesifik yang belum dikuasai oleh siswa.

Salah satu inovasi penting dalam memandang Remedial dan Kurikulum Merdeka adalah konsep pembelajaran yang berulang (iterative learning). Remedial menjadi kesempatan bagi siswa untuk menerima umpan balik yang konstruktif dan mencoba kembali hingga mereka benar-benar menguasai kompetensi yang ditargetkan. Hal ini mengubah stigma remedial menjadi momentum untuk perbaikan diri dan penguatan pemahaman, bukan tanda kegagalan.

Penerapan Remedial dan Kurikulum Merdeka juga menuntut perubahan peran guru. Guru bertransformasi menjadi fasilitator dan desainer pembelajaran. Mereka harus mampu menyusun kegiatan remedial yang kreatif, bervariasi, dan menarik. Misalnya, remedial dapat dilakukan melalui proyek berbasis masalah, diskusi kelompok kecil, atau bahkan tutor sebaya, disesuaikan dengan kebutuhan individu siswa.

Konsep Remedial dan Kurikulum Merdeka mendukung prinsip growth mindset. Ketika siswa tahu bahwa mereka selalu punya kesempatan untuk memperbaiki nilai dan pemahaman, motivasi internal mereka akan meningkat. Mereka belajar bahwa kegagalan adalah bagian dari proses belajar. Ini membantu membangun mentalitas gigih yang sangat penting untuk kesuksesan jangka panjang, baik di sekolah maupun kehidupan profesional.

Penggunaan teknologi juga sangat membantu. Platform digital dapat digunakan untuk memberikan latihan tambahan yang adaptif, memungkinkan siswa untuk belajar sesuai kecepatannya sendiri. Guru dapat melacak kemajuan siswa secara real-time, memastikan bahwa intervensi remedial dilakukan secara tepat waktu dan efisien, memaksimalkan efektivitas proses pembelajaran.

Kolaborasi antar guru mata pelajaran juga diperkuat. Guru dapat berbagi praktik terbaik dalam merancang program remedial yang paling efektif. Sinergi ini menjamin bahwa pendekatan remedial di sekolah terstandardisasi dan holistik, membantu siswa mengatasi hambatan belajar secara komprehensif di berbagai mata pelajaran.

Pada akhirnya, kesuksesan Remedial dan Kurikulum Merdeka terletak pada pergeseran filosofis. Pendidikan tidak lagi fokus pada kecepatan seragam, melainkan pada kedalaman penguasaan materi setiap individu. Ini adalah langkah maju untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif, suportif, dan benar-benar memerdekakan potensi setiap siswa.